Senin, 14 Maret 2016

Basis Bilangan Bulat



BASIS BILANGAN BULAT

Basis 3 = 0, 1, 2
Basis 7 = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
Basis 10 = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

         Cara yang kita kenal untuk menuliskan lambang bilangan bulat adalah notasi desimal yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Lambang bilangan bulat lainnya ditulis dengna menerapkan nilai tempat dengan menggunakan lambang dasar tersebut, seperti yang telah kita kenal sejak di sekolah dasar. Penggunaan basis 10 yang biasa kita lakukan bukan satu-satunya basis untuk menuliskan lambang bilangan kemungkinan hanya karena banyak jari kita hanya 10. Bangsa babilonia menggunakan basis 60 , bangsa maya menggunakan basis 20, dan komputer menggunakan basis 2, 8 dan 16 untuk menyatakan bilangan bulat. 

Teorema 1
Misalkan b bilangan bulat positif  >1, maka setiap bilangan bulat positif  dapat ditulis secara tunggal sebagai berikut:
n = akbk + ak-1bk-1 + ak-2bk-2 + ... + a1b + a0

dengan k suatu bilangan bulat tak negatif.  Aj suatu bilangan bulat dengan 0 ≤ aj ≤ b – 1, untuk setiap j = 0, 1, 2, 3, ... k dengan ak ≠ 0. 

Contoh 1 :
4275 = 4 . 103 + 2 . 102 + 7 . 101 + 5 . 100

Contoh 2:
b = 5 → 0, 1, 2, 3, 4
n = 3 . 54 + 2 . 53 + 0 . 52 + 1 . 51 + 4 . 50
n = 320145

jika 320145 akan diubah ke lambang basis 10, maka kita tinggal menghitung jumlahan dari perpangkatan 5 tersebut :
n = 3 . 54 + 2 . 53 + 0 . 52 + 1 . 51 + 4 . 50
n = 3.625 + 2.125 + 0 + 5 + 4
n = 2134

jika kita ubah ke dalam bentuk basis 8, maka :
2134 = 8 . 266 + 6
         = 8 . ( 8 . 33) + 6
         = 82 . (33) + 8 . 2 + 6
         = 82 . ( 8 . 4 + 1) +8 . 2 + 6
         = 83 . 4 + 82 . 1 + 8 . 2 + 6
         = 41268

Basis 10 disebut basis desimal, basis 2 disebut basis biner, basis 4 disebut dengan basis quarter, basis 8 disebut oktal, dan basis 16 disebut heksadesimal. Basis 16 mempunyai lambang dasar yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
Huruf – huruf A, B, C, D, E, F digunakan untuk menyatakan angka-angka yang bersesuaian dengan 10, 11, 12, 13, 14, 15.

Contoh :
2AC316 = 2 . 163 + 10 . 162 + 12 . 161 + 3 . 160
              = 10947

Berikut ini tabel konversi penulisan lambang bilangan desimal ( basis 10), biner (basis 2), quarter (basis 4), oktal (basis 8) dan heksadesimal (basis 16). 

Basis 10
Basis 2
Basis 4
Basis 8
Basis 16
1
1
1
1
1
2
10
2
2
2
3
11
3
3
3
4
100
10
4
4
5
101
11
5
5
6
110
12
6
6
7
111
13
7
7
8
1000
20
10
8
9
1001
21
11
9
10
1010
22
12
A
11
1011
23
13
B
12
1100
30
14
C
13
1101
31
15
D
14
1110
32
16
E
15
1111
33
17
F
16
10000
100
2C
10

latihan  
1.      1001102 =  .... ( dalam basis 10 )
Jawab :
1001102 = 1 . 25 + 0 . 24 + 0 . 23 + 1 . 22 + 1 . 21 + 0. 20
              = 38 ( dalam basis 10 )

2.      Tuliskan 116 dalam lambang bilangan basis 2, dengan penerapan algoritma pembagian...
Jawab :
116 = 2 . 58 + 0
  58 = 2 . 29 + 0
  29 = 2 . 14 +1
  14 = 2 . 7 +0
    7 = 2 . 3 +1
    3 = 2 . 1 +1
       =>11101002

3.      Tuliskan 32014 ke dalam basis desimal ...
Jawab
32014 = 3 . 43 + 2 . 42 + 0 . 41 + 1 . 40
           = 3 . 64 + 2 . 16 + 0 + 1
           = 192 + 32 + 0 + 1
           = 225 

4.      FA016 =  ... ( dalam basis 10)
Jawab:
FA016 = 15 . 162 + 10 . 161 + 0 . 160
           = 15 . 256 + 10 . 16 + 0
           = 3.840 +160
           = 4000

5.      100111002 = 10 011 1002
                  = 2348

Jumat, 11 Maret 2016

Trigonometri

TRIGONOMETRI 

A.  Pengertian Trigonometri

      Trigonometri terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangens ( tan), cotangens (cot), secan (sec) dan cosecan (cosec). Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat kartesius atau segitiga siku-siku.
      Jika trigonometri didefinisikan dalam segitiga siku-siku a b c, maka definisinya adalah sebagai berikut:

B. Nilai Trigonometri untuk Sudut-sudut Istimewa



C. Rumus-rumus Identitas Trigonometri


D. Rumus- Rumus Trigonometri



E. Aturan Trigonometri dalam Segitiga

Induksi Matematika


INDUKSI MATEMATIKA

Induksi matematika merupakan salah satu metode pembuktian dari banyak teorema dalam teori bilangan dalam matematika. Induksi matematika juga marupakan salah satu argumentasi pembuktian suatu teorema atau pernyataan matematika yang semesta pembicaraannya himpunaan bilangan bulat, lebih khusus himpunan bilangan asli. Misalkan pernyataan : “ p(n) adalah suatu proposisi yang berlaku untuk setiap bilangan asli n.” 

Pembuktian dari kebenaran dari pernyataan ini dengan menggunakan induksi matematika mengikuti langkah-langkah berikut:
Langkah1        : Ditunjukkan bahwa p(1), benar.
Langkah 2       : Diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k > 1 dan di tunjukkan bahwa p ( k + 1 ), benar. 

Apabila kedua langkah berhasil, maka kita dapat menyimpulkan bahwa p(n) benar untuk setiap bilangan asli n. Langkah 1 disebut basis ( dasar ) induk dan langkah 2 disebut langkah induksi. 

Contoh :
Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n (n+1)

Bukti :
Misalkan p(n) menyatakan : 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n ( n+1 )
a = 2
b = 2
Un = 2n
Sn = n(n +1) 
 a.  P(1)  => 2 = n (n+1)
                    2 = 1( 1+1)
                    2 = 1 (2) 
                    2 = 2
Jadi pembuktian P(1) benar.

            b. Diasumsikan kedalam P(k) bernilai benar.
     P(n) =>  2 + 4 + 6 + ... + 2n = n (n+1)
     P(k) => 2 + 4 + 6 + ... + 2k = k (k+1) 
 c.  Akan dibuktikan bahwa P (k+1) juga bernilai benar.
     P (k+1) => 2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2 (k+1) = k+1 {(k+1) + 1}
                                            k(k+1) + 2(k+1) = (k+1) (k+2)
                                             k2 + k + 2k + 2 = (k+1) (k+2)
                                                   k2 + 3k + 2 = (k+1) (k+2)
                                                   (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2)
Jadi pembuktian P(k+1) terbukti benar.
      Jika 2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k+1) = (k+1) (k+2) maka P(k+1) bernilai benar. Sehingga untuk setiap bilanggan asli n berlaku 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n (n+1)

Latihan 
     1.  Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku : 1 + 2 + 3 +...+ n = ½ n (n+1).

       Bukti :
a.       P(n)  => 1+2+3+...+ n = ½ n (n+1)
b.      P(1)  => 1 = ½ n (n+1)
              1 = ½ (1) (1+1)
              1 = ½ (2)
              1 = 1
c.       P(k) => 1+2+3+...+k = ½ k (k+1) akan dibuktikan bahwa P(k+1) bernilai benar.
                      1+2+3+...+ k = ½ k (k+1)
                     k + ½ k (k+1) = ½ k (k+1)
              (k+1) + ½ k (k+1) = ½ (k+1) {(k+1) +1}
            (k+1) + ½ k2 + ½ k = ½ (k+1) (k+2)
                 ½ k2 + 3/2 k + 1 = ½ (k+1) (k+2)
                   ½ (k2+ 3k + 2) = ½ (k+1) (k+2)
                     ½ (k+1) (k+2) = ½ (k+1) (k+2)  =>  benar

        2.     Hitunglah 1 + 3 + 5 + ... + (2n-1) ?
Penyelesaian :
a = 1
b = 2
Un = 2n-1
Sn = ?
Sn = ½ n (a+Un)
     = ½ n (1+2n-1)
     = ½ n (2n)
     = n2
a.       P(n) => 1+3+5+...+(2n-1) = n2
b.      P(1) => 1 = n2
             1 = 12
             1 = 1
c.       P(k) => 1+3+5+...+(2k-1) = k2
d.      P(k+1) => 1+3+5+...+{2(k+1)+1} = (k+1)2
                              k2 + (2k+1) – 1 = (k+1)2
                                k2 + (2k+2) -1 = (k+1) (k+1)
                                      k2 + 2k +1 = k2 + k + k + 1
                                      k2+ 2k +1 = k2 + 2k +1

       3.     Hitunglah 2 + 4 + 6 + ... + ... = ...
       Penyelesaian:
2 + 4 + 6 + ... + ... = ...
a = 2
b = 2
Un = a +(n-1).b
      = 2 + (n-1) .2
      = 2 + 2n-2
      = 2n
Sn = ½ n (n+Un)
     = ½ n (n+2n)
     = ½ n (2 +2n)
     = n + n2
a.       P(n) => 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n + n2
b.      P(1) =>  2 = n + n2
              2 = 1 + 12
              2 = 1 +1
              2 = 2
c.       P(k) = 2 + 4 + 6 +...+ 2k = k + k2
              k + k2+ 2 ( k+1) = (k+1) (k+1) (k+1)
               k + k2 + 2k + 2 = (k+1) (k+1) (k+1)
                       k2 + 3k +2= (k+1) (k2+ k+k+1)
                      k2 + 3k +2 = k+1+ k2 + k + k +1
                     k2 + 3k + 2 = k2 + 3k +2


NOTASI SIGMA ( ∑ )

Notasi sigma adalah penjumlahan untuk bilangan-bilangan yang teratur dapat ditulis dengan singkat dengan menggunakan notasi sigma.

Contoh :
1.   Buktikan bahwa 7n -2n terbagi habis oleh 5 untuk setiap bilangan asli n.

Bukti :
a.       P(n) => 7n – 2n terbagi habis oleh 5.
b.      P(1) => 71 – 21 terbagi habis oleh 5, benar karena 5 terbagi habis oleh 5.
c.     P(k) => diasumsikan benar 7k – 2k terbagi habis oleh 5. Akan dibuktikan bahwa P(k+1) yaitu : 7k+1 – 2k+1 juga benar.
7k+1 – 2k+1 = 7k . 71 – kk . 21
                   = 7k . 71 – 2k . 7 + 2k . 7 – 2k . 21
                   = 7 (7k – 2k) + 2k (7 - 2)
                   = 7 (7k – 2k) + 2k (5)
Karena 7k – 2k terbagi habis oleh 5, maka 7(7k – 2k) juga terbagi habis oleh 5.  2k . 5 jelas terbagi habis oleh 5, sebab memiliki faktor 5. Sehingga 7(7k – 2k) . 2k . 5 terbagi oleh 5. Selanjutnya dari langkah tersebut dapat disimpulkan 7k – 2k terbagi habis oleh 5.

Latihan 
1.      Buktikan bahwa 11n – 4n terbagi habis oleh 7 untuk setiap bilangan asli n.

Bukti :
a.       P(n) => 11n – 4n , terbagi habis oleh 7.
b.      P(1) => 111 – 41 =7, terbagi habis oleh 7.
c.       P(k) => diasumsikan benar 11k – 4k terbagi habis oleh 7 dan akan dibuktikan bahwa P(k+1) yaitu 11k+1 – 4k+1 juga benar.
d.      P(k+1) => 11k+1 – 4k+1 = 11k . 111 – 4k . 41
                                      = 11k . 111 – 4k . 11 + 4k . 11 – 4k . 4
                                      = 11 (11k – 4k ) + 4k . 7

Karena 11k – 4k terbagi habis oleh 7, maka 11(11k . 4k) juga terbagi habis oleh 7. Dan 4k . 7 juga terbagi habis oleh 7, sebab memiliki faktor 7. Sehingga 11(11k  - 4k) . 4k . 7 terbagi habil oleh 7. Selanjutnya dari langkah – langkah tersebut dapat disimpulkan 11k – 4k terbagi oleh 7.

2.      Buktikan bahwa n3 – 4n + 6 terbagi habis oleh 3.

Bukti :
a.       P(n) => n3 – 4n +6 terbagi habis oleh 3.
b.      P(1) = 12 – 4 . 1 + 6
        = 1 – 4 + 6
        = 3 terbagi habis oleh 3.
c.       P(k) diasumsikan benar k3 – 4k +6 terbagi habis oleh 3. Akan dibuktikan bahwa P(k+1) yaitu (k+1)3 – 4(k+1) + 6 jiga benar.
                             (k+1)3 – 4 (k+1) + 6 = (k+1) (k+1) (k+1) -4 (k+1) +6
                                = (k3 + 2k +1) (k+1) – 4 (k+1) +6
                                = k3 + k2 +2k2 +2k + k +1) – 4 (k+1) +6
                                = k3 + 3k2 +3k +1 – 4k – 4k – 4 +6
                                = (k3- 4k +6 ) +3k2 +3k +1 – 4
                                = ( k3 – 4k + 6) +3k2 +3k -3
                                = k3 – 4k + 6 + 3(k2+ k -1)
                                = 3 (k2+k – 1) + (k3 + 4k +6 )

Karena k3 – 4k +6 terbagi habis oleh 3 maka k3 – 4k +6 juga terbagi habis oleh 3. Dan 3 (k2+k – 1) jelas terbagi oleh 3.